Iwan
Pranajaya dan Surya Majapahit tak henti henti menyuarakan tentang penyelamatan
dan pelestarian Pura-pura tua yang tersebar di seluruh Bali. Hal ini merupakan
hal yang sangat penting bagi Iwan Pranajaya dan Surya Majapahit karena penemuan
cara baca perlambang Pura oleh Iwan Pranajaya yang menganggap bahwa
Ornamen-ornamen yang berada di Pura adalah sebuah data sejarah yang dapat
mengurai sejarah Bali dan Majapahit. Penyampaian aspirasi kepada Pemerintah
daerah Bali melalui Forum Bali bebas Bicara tanggal 5 Juni 2016 adalah
kelanjutan dari penyampaian pada acara Simakrama sebelumnya tanggal 2 April
2016. Kegelisahan dari Forum Surya Majapahit tidak lepas dari sangat masifnya
perubahan-perubahan pada Pura-pura di Bali menggunakan bahan Batu Hitam, yang
tidak sesuai dengan bahan sebelumnya. Disamping bahan batu Hitam ini tidak
sesuai, secara tidak langsung akan menghilangkan ornamen-ornamen yang ada
sebelumnya, karena sifat Batu Hitam yang sangat sulit diukir. Dana-dana Bansos
ke tiap Desa banyak digunakan untuk merenovasi Pura-pura yang sebagian besar menghilangkan/merubah
bentuk sebelumnya. Dana-dana bansos yang diberikan sebaiknya digunakan untuk
dana bergulir , tidak untuk merubah pura yang kondisinya masih baik. Tentunya
hal ini perlu penyadaran kepada masyarakat, dan kami selaku Tim Surya Majapahit
menganggap Pemerintah Daerah Bali memiliki kepentingan dan juga wewenang dalam
menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian Pura-pura di Bali. Dengan
adanya Perda ataupun Pergub yang mengatur pelestarian Pura akan sangat memberi
pengaruh besar dalam menjaga Taksu Bali sebagaimana yang selalu didengungkan
oleh Pemerintah Bali. Dengan segala keterbatasan, Iwan Pranajaya dan Surya
Majapahit akan selalu mendengungkan penyelamatan Pura, Save pura=Save Bali.
Semoga Pemerintah Propinsi Bali melalui Bapak Gubernur Bali Mangku Pastika mempunyai
solusi dalam program pelestarian dan penyelamatan
Pura ini.
28juli2016 by SM03